• SUPERVISI AKADEMIKA DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH


    Supervisi pendidikan mencakup bukan saja proses pembelajaran melainkan juga meliputi saran prasarana, keuangan, ketenagaan, dan lingkungan. Dengan supervisi akademik dimaksudkan supervisi yang dilakukan khusus oleh pihak lain (bisa guru, kepala sekolah ataupun penganwas). Khusus untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam proses pembelajaran yang dialami oleh para guru. Mulyasa (2002) menyebutkan supervise pendidikan dapat dimaknai sebagai kegiatan pemangtauan oleh Pembina dan kepala sekolah terhadap implementasi menejemen berbasis sekolah termasuk pelaksanaan kurikulum penilaian kegiatan belajar mengajar di kelas, pelurusan penyimpangan, peningkatan keadaan, perbaikan program, dan pengembangan kemampuan profesional guru.

    A.    Hakikat Supervisi
    Untuk memperoleh gambaran yang lebih luas dan mendalam tentang supervisi, diketengahkan sejumlah definisi dari para ahli sebagai berikut :
    1)      P. Adam dan Frank G. Dickey
    Supervisi adalah program yang terencana untuk memperbaki pengajaran. Tujuan utama supervisi adalah untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Program ini hanya akan berhasil jika supervisor memiliki ketrampilan dan cara kerja yang tepat untuk bekerja sama dengan orang lain ( guru dan tenaga kependidikan lainnya ).
    2)      Dalam Carteer Good’s Dictionary of Education.
    Supervisi sebagai segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya, untuk memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan-jabatan guru, menyeleksi dan merevisi tujuan-tujuan pedidikan, bahan pengajaran dan metode-metode mengajar serta evaluasi pengajaran.
    3)      Pidarta ( 1988 ) dengan mengutip pendapat Jones
    Mengungkapkan bahwa supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses administrasi pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan efektifitas kinerja personalia sekolah yang berhubungan dengan tugas – tugas utama pendidikan. Dalam hal ini supervisi dipandang sebagai sub system dari system administrasi sekolah. Sebagai sub system, supervisi tidak terlepas dari system administrasi dalam arti luas yang meliputi pengelolaan sarana, prasarana, dana, tenaga, lingkungan dan lain – lain.
    4)      Sutisna ( 1985 )
    Supervisi sebagai bantuan dalam pengembangan situasi belajar-mengajar yang baik. Menurutnya, supervisi adalah suatu kegiatan pembelajaran untuk membantu para guru agar dalam menjalankan pekerjaan menjadi lebih baik. Peran supervisor adalah mendukung, membantu, bukan menyuruh, bukan mencela dan bukan memarahi.
    5)      Wiles
    Supervisi yang baik hendaknya mengembangkan kepemimpinan di dalam kelompok, membangun program latihan dalam jabatan untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan guru dalam menilai hasil pekerjaan.
    6)      Sahertian ( 1990 )
    Supervisi merupakan usaha mengawali, mengarahkan, mengkoordinasi dan membimbing secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran sehingga dapat menstimuli dan membimbing pertumbuhan tiap murid secara continue sehingga dapat lebih cepat berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa supervisi bukanlah kegiatan sesaat seperti inspeksi, tetapi merupakan kegiatan yang continue dan berkesinambungan sehingga guru – guru selalu berkembang dalam mengerjakan tugas dan mampu memecahkan berbagai masalah pendidikan dan pengajaran secara efektif dan efisien.
    Definisi di atas secara implisit menyodorkan konsep baru, wawasan baru, pendekatan baru tentang supervisi yang menekankan pada peranan supervisi sebagai bantuan, pelayanan serta fasilitasi ( pemberi kemudahan ) kepada guru dan personil pendidikan lain untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas pendidikan umumnya, khususnya kualitas proses belajar mengajar di sekolah.

    B.     Tujuan Supervisi
    Secara operasional supervise pendidikan bertujuan untuk memberikan bantuan kepada guru guna peningkatan kemampuan mereka dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran yang lebih baik yaitu, mampu menumbuhkembangkan potensi para siswa, potensi intelektual, emosional, social, keagamaan, maupun jasmaniahnya. Mulyasa (2002) merumuskan tujuan supervise sebagai bantuan dan kemudahan yang diberikan pada guru untuk belajar bagaimana meningkatkan kemampuan mereka guna mewujudka tujuan belajar.Dengan supervise diharapkan kegiatan belajar mengajar jadi lebih baik. Tujuan supervisi menurut Sahertian ( 1981 ) adalah
    1)      Membantu guru melihat dengan jelas tujuan pendidikan.
    2)      Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar murid.
    3)      Membantu guru dalam menggunakan sumber pengalaman belajar murid.
    4)      Membantu guru dalam menggunakan metode dan alat pelajaran modern.
    5)      Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan murid.
    6)      Membantu guru dalam menilai kemajuan murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri.
    7)      Membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka.
    8)      Membantu guru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya.
    9)      Membantu guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap, masyaraka dan cara-cara menggunakan sumbermasyarakat dan seterusnya.
    10)  Membantu guru agar waktu dan tenaga guru tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolah.
    Tujuan supervisi menurut Ametembun ( 1981 ) adalah
    a)      Membina kepala sekolah dan guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya dan peranan sekolah dalam merealisasikan tujuan tersebut.
    b)      Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru untuk mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif.\
    c)      Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas dan kesulitan belajar mengajar, serta menolong mereka merencanakan perbaikan.
    d)     Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru serta warga sekolah lain terhadap cara kerja yang demokratis dan komprehensip, serta memperbesar kesediaan untuk tolong menolong.
    e)      Memperbesar semangat guru – guru dan meningkatkan motivasi berprestasi untuk mengoptimalkan kinerja secara maksimal dalam profesinya.
    f)       Membantu kepala sekolah untuk mempopulerkan pengembangan program pendidikan di sekolah kepada masyarakat.
    g)      Melindungi orang yang disupervisi terhadap tuntutan yang tidak wajar dan kritik yang sehat dari masyarakat.
    h)      Membantu kepala sekolah dan guru dalam mengevaluasi aktivitasnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.
    i)        Mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan ( kolegialitas ) di antar guru.
    Supervisi pendidikan dilakukan atas dasar kerjasama, partisipasi dan kolaborasi; tidak berdasarkan atas paksaan dan kepatuhan apalagi ancaman. Supervisi lebih mengutamakan peningkatan proses pembelajaran. Untuk merealisasikan konsep tersebut Gwyn merumuskan 10 tugas utama supervisor :
    1)      Membantu guru mengerti dan memahami para peserta didik
    2)      Membantu mengembangkan dan memperbaiki, baik secara individual maupun secara bersama – sama.
    3)      Membantu seluruh staf sekolah agar lebih efektif dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
    4)      Membantu guru meningkatkan cara mengajar yang efektif.
    5)      Membantu guru secara individual.
    6)      Membantu guru agar dapat menilai peserta didik lebih baik.
    7)      Menstimuli guru agar dapat menilai diri dan pekerjaannya
    8)      Membantu guru agar merasa bergairah dalam pekerjaannya dengan penuh rasa aman
    9)      Membantu guru dalam melaksanakan kurikulum di sekolah.
    10)  Membantu guru agar dapat memberikan informasi yang seluas – luasnya kepada masyarakat tentang kemajuan sekolahnya.

    C.    Fungsi Supervisi
    Sejalan dengan banyaknya pengertian / definisi menurut sudut pandang masing – masing ahli, fungsi supervisi menunjukkan keberagaman. Namun demikian dapat ditarik satu persamaan bahwa peran utama supervisi adalah untuk “ perbaikan pengajaran “. Untuk membuktikaannya berikut diketengahkan fungsi supervisi menurut para ahli:
    1)      Fransrth Jane : memberikan bantuan terhadap program pendidikan melalui bermacam cara sehingga kualitas pendidikan akan diperbaiki oleh karenanya ( Sahertian, 1981 ).
    2)      Ayer Fred E. : memelihara program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga ada perbaikan ( Sahertian, 1981 ).
    3)      W. H. Burton dan Leo J. Bruckner : fungsi utama supervise modern adalah menilai dan memperbaiki factor-faktor yang mempengaruhi hal belajar ( Sahertian, 1981 ).
    4)      Kimball Willes : fungsi dasar super5visi adalah memperbaiki situasi belajar anak-anak ( Sahertian, 1981 ).
    Swearingen memberikan delapan fungsi supervisi, yakni :
    a)      Mengkoordinir semua usaha sekolah
    b)      Melengkapi kepemimpinan kepala sekolah
    c)      Memperluas pengalaman guru – guru
    d)     Menstimutir usaha – usaha yang kreatif
    e)      Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus
    f)       Menganalisa situasi belajar dan mengajar
    g)      Memberikan pengetahuan dan skiil kepada setiap anggota staf
    h)      Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru – guru

    D.    Teknik Supervisi
    Keberhasilan supervisi juga ditentukan oleh tepatnya pemilihan teknik supervisi yang dilakukan. Ada sejumlah teknik supervisi antara lain :
    1)      Kunjungan dan observasi kelas.
    Melalui teknik ini kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran dapat diamati langsung, seperti langkah-langkah, penanaman kosep, penggunaan alat pelajaran atau alat peraga, metode, teknik, dll. Diskusi antara guru dan supervisor untuk menemukan alternative atau solusi peningkatan / perbaikan proses pembelajaran lebih konkrit dan mendalam. Ada tiga pola teknik supervisi jenis ini, yaitu : dengan member tahu, tanpa member tahu dan atas permintaan guru. Masing – masing memiliki kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran. Karena itu pola apapun yang akan dipakai sebaiknya secara umum masalah teknik supervisi disosialisasikan terlebih dahulu.
    2)      Pembicaraan individual
    Teknik ini dapat merupakan tindak lanjut dari hasil kunjungan dan observasi kelas. Tanpa kunjungan dan observasi kelas juga bisa, jika guru sendiri merasa membutuhkan bantuan.
    3)      Diskusi kelompok
    Dalam teknik ini setiap anggota membarikan sumbangan pemikiran untuk mengatasi masalah pendidikan yang dihadapi. Ada interaksi berbagi pengalaman dan pengetahuan, saling melengkapi antara anggota kelompok.

    E.     Prinsip-Prinsip Supervisi
    Agar supervisi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien perlu diperhatikan prinsip-prinsip atau asas-asas berikut ini :
    1.      Praktis artinya dapat dikerjakan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
    2.      Fungsional artinya supervgisi dapat berfungsi sebagai suber informasi bagi pengembangan manajemen pendidikan dan prise peningakatan belajar mengajar.
    3.      Relevansi artinya pelaksanaan supervise seharusnya sesuai dan menunjang pelaksanaan yang berlaku.
    4.      Ilmiah artinya supervise perlu dilaksanakan secara :
    a.       sistematis, terprogram dan berkesinambungan
    b.      obyektif, bebas dari prasangka
    c.       Menggunakan prosedur dan instrument yang valid dan reliable
    d.      berdasar pada pendekatan system
    5.      Demokrasi ialah penganbilan keputusan melalui musyawarah melalui mufakat.
    6.      Koopertif artinya menghyaruskan adanya semangat kerjasama antar supervisor dengan si-tersupervisi atau guru.
    7.      Konstruktif dan kreatif. Supervise yang didasarkan atas prinsip tersebut akan mendorong kepada bawahan yang dibimbing intuk memperbaki kelemahan-kelemahan atau kekurangannya secara kreatif dan berusaha meningkatkan prestasi kerjanya.

    F.     Tenaga Supervisi
    Yang menjadi tenaga supervisi adalah:
    1.      Kepala sekolah terhadap guru-guru
    2.      Pemilik TK / SD, SLB terhadap kepala/guru TK, SD dan SLB dan Kebudayaan
    3.      Kepala seksi TK, SD, SLB (tingkat Kabupaten atau kodya) terhadap pemilik TK, SD, SLB atau kepala sekolah dan kebudayaan
    4.      Kepala bidang pendidikan dasar atau guru terhadap kepala seksi TK,SD,SLB atau penilik berdasarkan struktur mekenisme yang berlaku
    Kepala bidang pendidikan menengah umum terhadap kepala sekolah SMP SMA
  • 0 comments:

    Post a Comment

    Recent Posts