SUPERVISI AKADEMIKA DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Supervisi pendidikan mencakup bukan saja proses pembelajaran melainkan juga meliputi saran prasarana, keuangan, ketenagaan, dan lingkungan. Dengan supervisi akademik dimaksudkan supervisi yang dilakukan khusus oleh pihak lain (bisa guru, kepala sekolah ataupun penganwas). Khusus untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam proses pembelajaran yang dialami oleh para guru. Mulyasa (2002) menyebutkan supervise pendidikan dapat dimaknai sebagai kegiatan pemangtauan oleh Pembina dan kepala sekolah terhadap implementasi menejemen berbasis sekolah termasuk pelaksanaan kurikulum penilaian kegiatan belajar mengajar di kelas, pelurusan penyimpangan, peningkatan keadaan, perbaikan program, dan pengembangan kemampuan profesional guru.
A.
Hakikat
Supervisi
Untuk memperoleh gambaran yang lebih luas dan
mendalam tentang supervisi, diketengahkan sejumlah definisi dari para ahli
sebagai berikut :
1)
P. Adam dan Frank G. Dickey
Supervisi
adalah program yang terencana untuk memperbaki pengajaran. Tujuan utama
supervisi adalah untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Program ini hanya
akan berhasil jika supervisor memiliki ketrampilan dan cara kerja yang tepat
untuk bekerja sama dengan orang lain ( guru dan tenaga kependidikan lainnya ).
2)
Dalam Carteer Good’s Dictionary of
Education.
Supervisi
sebagai segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru-guru dan tenaga
kependidikan lainnya, untuk memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi,
menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan-jabatan guru, menyeleksi dan
merevisi tujuan-tujuan pedidikan, bahan pengajaran dan metode-metode mengajar
serta evaluasi pengajaran.
3)
Pidarta ( 1988 ) dengan mengutip
pendapat Jones
Mengungkapkan
bahwa supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses
administrasi pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan efektifitas
kinerja personalia sekolah yang berhubungan dengan tugas – tugas utama
pendidikan. Dalam hal ini supervisi dipandang sebagai sub system dari system
administrasi sekolah. Sebagai sub system, supervisi tidak terlepas dari system
administrasi dalam arti luas yang meliputi pengelolaan sarana, prasarana, dana,
tenaga, lingkungan dan lain – lain.
4)
Sutisna ( 1985 )
Supervisi
sebagai bantuan dalam pengembangan situasi belajar-mengajar yang baik.
Menurutnya, supervisi adalah suatu kegiatan pembelajaran untuk membantu para
guru agar dalam menjalankan pekerjaan menjadi lebih baik. Peran supervisor
adalah mendukung, membantu, bukan menyuruh, bukan mencela dan bukan memarahi.
5)
Wiles
Supervisi
yang baik hendaknya mengembangkan kepemimpinan di dalam kelompok, membangun
program latihan dalam jabatan untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan guru
dalam menilai hasil pekerjaan.
6)
Sahertian ( 1990 )
Supervisi
merupakan usaha mengawali, mengarahkan, mengkoordinasi dan membimbing secara
individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam
mewujudkan seluruh fungsi pengajaran sehingga dapat menstimuli dan membimbing
pertumbuhan tiap murid secara continue sehingga dapat lebih cepat
berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern. Pengertian tersebut
menunjukkan bahwa supervisi bukanlah kegiatan sesaat seperti inspeksi, tetapi
merupakan kegiatan yang continue dan berkesinambungan sehingga guru – guru
selalu berkembang dalam mengerjakan tugas dan mampu memecahkan berbagai masalah
pendidikan dan pengajaran secara efektif dan efisien.
Definisi di atas secara implisit menyodorkan konsep
baru, wawasan baru, pendekatan baru tentang supervisi yang menekankan pada
peranan supervisi sebagai bantuan, pelayanan serta fasilitasi ( pemberi
kemudahan ) kepada guru dan personil pendidikan lain untuk meningkatkan
kemampuan dan kualitas pendidikan umumnya, khususnya kualitas proses belajar
mengajar di sekolah.
B.
Tujuan
Supervisi
Secara operasional
supervise pendidikan bertujuan untuk memberikan bantuan kepada guru guna
peningkatan kemampuan mereka dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran yang
lebih baik yaitu, mampu menumbuhkembangkan potensi para siswa, potensi
intelektual, emosional, social, keagamaan, maupun jasmaniahnya. Mulyasa (2002)
merumuskan tujuan supervise sebagai bantuan dan kemudahan yang diberikan pada
guru untuk belajar bagaimana meningkatkan kemampuan mereka guna mewujudka
tujuan belajar.Dengan supervise diharapkan kegiatan belajar mengajar jadi lebih
baik. Tujuan supervisi menurut Sahertian ( 1981 ) adalah
1)
Membantu guru melihat dengan jelas
tujuan pendidikan.
2)
Membantu guru dalam membimbing
pengalaman belajar murid.
3)
Membantu guru dalam menggunakan sumber
pengalaman belajar murid.
4)
Membantu guru dalam menggunakan metode
dan alat pelajaran modern.
5)
Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan
murid.
6)
Membantu guru dalam menilai kemajuan
murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri.
7)
Membantu guru dalam membina reaksi
mental atau moral kerja guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan
mereka.
8)
Membantu guru di sekolah sehingga mereka
merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya.
9)
Membantu guru agar lebih mudah
mengadakan penyesuaian terhadap, masyaraka dan cara-cara menggunakan sumbermasyarakat
dan seterusnya.
10)
Membantu guru agar waktu dan tenaga guru
tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolah.
Tujuan
supervisi menurut Ametembun ( 1981 ) adalah
a)
Membina kepala sekolah dan guru untuk
lebih memahami tujuan pendidikan yang sebenarnya dan peranan sekolah dalam
merealisasikan tujuan tersebut.
b)
Memperbesar kesanggupan kepala sekolah
dan guru untuk mempersiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang
lebih efektif.\
c)
Membantu kepala sekolah dan guru
mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas dan kesulitan belajar
mengajar, serta menolong mereka merencanakan perbaikan.
d)
Meningkatkan kesadaran kepala sekolah
dan guru serta warga sekolah lain terhadap cara kerja yang demokratis dan
komprehensip, serta memperbesar kesediaan untuk tolong menolong.
e)
Memperbesar semangat guru – guru dan
meningkatkan motivasi berprestasi untuk mengoptimalkan kinerja secara maksimal
dalam profesinya.
f)
Membantu kepala sekolah untuk
mempopulerkan pengembangan program pendidikan di sekolah kepada masyarakat.
g)
Melindungi orang yang disupervisi
terhadap tuntutan yang tidak wajar dan kritik yang sehat dari masyarakat.
h)
Membantu kepala sekolah dan guru dalam
mengevaluasi aktivitasnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta
didik.
i)
Mengembangkan rasa kesatuan dan
persatuan ( kolegialitas ) di antar guru.
Supervisi pendidikan dilakukan atas dasar kerjasama,
partisipasi dan kolaborasi; tidak berdasarkan atas paksaan dan kepatuhan
apalagi ancaman. Supervisi lebih mengutamakan peningkatan proses pembelajaran.
Untuk merealisasikan konsep tersebut Gwyn merumuskan 10 tugas utama supervisor
:
1)
Membantu guru mengerti dan memahami para
peserta didik
2)
Membantu mengembangkan dan memperbaiki,
baik secara individual maupun secara bersama – sama.
3)
Membantu seluruh staf sekolah agar lebih
efektif dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
4)
Membantu guru meningkatkan cara mengajar
yang efektif.
5)
Membantu guru secara individual.
6)
Membantu guru agar dapat menilai peserta
didik lebih baik.
7)
Menstimuli guru agar dapat menilai diri
dan pekerjaannya
8)
Membantu guru agar merasa bergairah
dalam pekerjaannya dengan penuh rasa aman
9)
Membantu guru dalam melaksanakan
kurikulum di sekolah.
10)
Membantu guru agar dapat memberikan
informasi yang seluas – luasnya kepada masyarakat tentang kemajuan sekolahnya.
C.
Fungsi
Supervisi
Sejalan dengan
banyaknya pengertian / definisi menurut sudut pandang masing – masing ahli,
fungsi supervisi menunjukkan keberagaman. Namun demikian dapat ditarik satu
persamaan bahwa peran utama supervisi adalah untuk “ perbaikan pengajaran “.
Untuk membuktikaannya berikut diketengahkan fungsi supervisi menurut para ahli:
1)
Fransrth Jane : memberikan bantuan
terhadap program pendidikan melalui bermacam cara sehingga kualitas pendidikan
akan diperbaiki oleh karenanya ( Sahertian, 1981 ).
2)
Ayer Fred E. : memelihara program
pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga ada perbaikan ( Sahertian, 1981 ).
3)
W. H. Burton dan Leo J. Bruckner :
fungsi utama supervise modern adalah menilai dan memperbaiki factor-faktor yang
mempengaruhi hal belajar ( Sahertian, 1981 ).
4)
Kimball Willes : fungsi dasar super5visi
adalah memperbaiki situasi belajar anak-anak ( Sahertian, 1981 ).
Swearingen
memberikan delapan fungsi supervisi, yakni :
a)
Mengkoordinir semua usaha sekolah
b)
Melengkapi kepemimpinan kepala sekolah
c)
Memperluas pengalaman guru – guru
d)
Menstimutir usaha – usaha yang kreatif
e)
Memberikan fasilitas dan penilaian yang
terus menerus
f)
Menganalisa situasi belajar dan mengajar
g)
Memberikan pengetahuan dan skiil kepada
setiap anggota staf
h)
Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan
membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru – guru
D.
Teknik
Supervisi
Keberhasilan
supervisi juga ditentukan oleh tepatnya pemilihan teknik supervisi yang
dilakukan. Ada sejumlah teknik supervisi antara lain :
1)
Kunjungan dan observasi kelas.
Melalui
teknik ini kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran dapat diamati langsung,
seperti langkah-langkah, penanaman kosep, penggunaan alat pelajaran atau alat
peraga, metode, teknik, dll. Diskusi antara guru dan supervisor untuk menemukan
alternative atau solusi peningkatan / perbaikan proses pembelajaran lebih
konkrit dan mendalam. Ada tiga pola teknik supervisi jenis ini, yaitu : dengan
member tahu, tanpa member tahu dan atas permintaan guru. Masing – masing
memiliki kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran. Karena itu pola
apapun yang akan dipakai sebaiknya secara umum masalah teknik supervisi
disosialisasikan terlebih dahulu.
2)
Pembicaraan individual
Teknik
ini dapat merupakan tindak lanjut dari hasil kunjungan dan observasi kelas.
Tanpa kunjungan dan observasi kelas juga bisa, jika guru sendiri merasa
membutuhkan bantuan.
3)
Diskusi kelompok
Dalam
teknik ini setiap anggota membarikan sumbangan pemikiran untuk mengatasi
masalah pendidikan yang dihadapi. Ada interaksi berbagi pengalaman dan pengetahuan,
saling melengkapi antara anggota kelompok.
E.
Prinsip-Prinsip
Supervisi
Agar supervisi
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien perlu diperhatikan
prinsip-prinsip atau asas-asas berikut ini :
1.
Praktis artinya dapat dikerjakan sesuai
dengan situasi dan kondisi yang ada.
2.
Fungsional artinya supervgisi dapat
berfungsi sebagai suber informasi bagi pengembangan manajemen pendidikan dan
prise peningakatan belajar mengajar.
3.
Relevansi artinya pelaksanaan supervise
seharusnya sesuai dan menunjang pelaksanaan yang berlaku.
4.
Ilmiah artinya supervise perlu
dilaksanakan secara :
a. sistematis,
terprogram dan berkesinambungan
b. obyektif,
bebas dari prasangka
c. Menggunakan
prosedur dan instrument yang valid dan reliable
d. berdasar
pada pendekatan system
5.
Demokrasi ialah penganbilan keputusan
melalui musyawarah melalui mufakat.
6.
Koopertif artinya menghyaruskan adanya
semangat kerjasama antar supervisor dengan si-tersupervisi atau guru.
7.
Konstruktif dan kreatif. Supervise yang
didasarkan atas prinsip tersebut akan mendorong kepada bawahan yang dibimbing
intuk memperbaki kelemahan-kelemahan atau kekurangannya secara kreatif dan
berusaha meningkatkan prestasi kerjanya.
F.
Tenaga
Supervisi
Yang menjadi tenaga
supervisi adalah:
1.
Kepala sekolah terhadap guru-guru
2.
Pemilik TK / SD, SLB terhadap
kepala/guru TK, SD dan SLB dan Kebudayaan
3.
Kepala seksi TK, SD, SLB (tingkat
Kabupaten atau kodya) terhadap pemilik TK, SD, SLB atau kepala sekolah dan
kebudayaan
4.
Kepala bidang pendidikan dasar atau guru
terhadap kepala seksi TK,SD,SLB atau penilik berdasarkan struktur mekenisme
yang berlaku
Kepala bidang
pendidikan menengah umum terhadap kepala sekolah SMP SMAPENGERTIAN, KELEBIHAN DAN KEKURANGAN RADIO
Radio merupakan sebuah alat elektronik yang berfungsi sebagai media pemberitaan yang disiarkan melalui suara, serta sebagai media untuk mengirim sinyal dengan melakukan modulasi yang digunakan suatu radiasi yang disumberkan dari gelombang elektromagnetik.
Radio memang sudah dikenal oleh banyak orang, apalagi radio tersebut sudah lama digunakan oleh sebagian kelompok masyarakat untuk mendengarkan berita-berita yang disiarkan hanya dengan bentuk suara dan tidak bergambar, karena pada radio memang tidak dibuat sebuah layar untuk menonton, jadi hanya bisa didengarkan saja :). Pada postingan kali ini akan kita bahas sedikit mengenai Kelebihan dan Kekurangan Radio, karena pada setiap sesuatu tersebut jika ada kelebihan pasti ada pula kekurangannya.
Pada
awalnya radio merupakan alat teknologi yang merupakan satu-satunya alat
penyiaran yang digunakan oleh masyarakat, sebelum adanya alat-alat teknologi
lanjutan yang digunakan oleh manusia, hal ini tidak lepas tujuannya yaitu untuk
mendengarkan berita-berita, mendengarkan lagu, bisa menyampaikan salam kepada
teman dan saudaranya yang cukup jauh, yaitu dengan cara menelpon penyiar
radionya untuk menyampaikan salam tersebut, jikalau ada kalanya teman atau
saudaranya yang sedang mendengarkan radio pada waktu yang bersamaan, tentu hal
ini akan menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi mereka. Tentu dalam hal ini
kita sudah melihat dan merasakan kelebihan
daripada radio. Adapun radio ini mempunyai gelombang yang dapat menembus
udara luar yang mana udara luar tersebut adalah ruang hampa udara sehingga pada
gelombang radio tersebut tidak memerlukan molekul udara.
- Kelebihan Radio
Radio memiliki kelebihan yaitu
sebagai media pemberitaan serta penyampaian informasi yang dilakukan secara
langsung melalui suara, sama halnya siaran televisi yang disiarkan secara
langsung, pada radio juga terdapat hal yang seperti ini, jadi kita juga tidak
akan ketinggalan berita, seperti berita hangat, trending topic, yang disiarkan secara live. Dalam hal ini penggunaan radio tidak akan bisa dianggap
biasa saja, akan tetapi juga termasuk penggunaan yang luar biasa, apalagi
sebelum adanya alat yang lebih canggih tersebut ini merupakan media utama yang
digunakan. Dan juga berita-berita dan informasi-informasi yang disajikan kepada
publik melalui radio tersebut juga berproses yang mudah dan tidak sulit, yang
terasa lebih simple dalam melakukan penyiarannya, berbeda dengan pemberitaan
yang dilakukan melalui televisi, yang memerlukan persiapan banyak, seperti
menyiapkan kamera, dan alat lainnya. Tentu para penyiar radio tersebut hanya
menyiapkan sarana seadanya saja untuk menyampaikan informasinya,
Selain itu radio juga memiliki kelebihan lainnya yaitu antara penyiar dan pemirsanya terasa lebih dekat dan lebih akrab, hal ini tentu Anda pernah mendengarkan pemirsa lain yang sedang bertelepon ria sama penyiar radio, mungkin Anda juga pernah berkomunikasi sama penyiar radio yang sedang menyiarkan suatu siaran tersebut secara langsung. Jadi hal ini memiliki kelebihan tersendiri bagi radio, yang berbeda dengan sarana telekomunikasi dan sarana pemberitaan lainnya.
Selain itu radio juga memiliki kelebihan lainnya yaitu antara penyiar dan pemirsanya terasa lebih dekat dan lebih akrab, hal ini tentu Anda pernah mendengarkan pemirsa lain yang sedang bertelepon ria sama penyiar radio, mungkin Anda juga pernah berkomunikasi sama penyiar radio yang sedang menyiarkan suatu siaran tersebut secara langsung. Jadi hal ini memiliki kelebihan tersendiri bagi radio, yang berbeda dengan sarana telekomunikasi dan sarana pemberitaan lainnya.
- Kekurangan Radio
Jika memiliki kelebihan, tentu juga
memiliki kekurangan, itulah realita kehidupan, hal ini juga terdapat pada
radio. Adapun kekurangan radio
yaitu kita hanya dapat mengingat siaran pada rado tersebut hanya pada saat
sebentar saja serta informasi yang disajikan tersebut bersifat global yang
terkadang tidak disiarkan secara mendetail serta tidak begitu rinci. Serta
kekurangan lainnya kita hanya mendengarkan dalam bentuk suara saja dan tidak
bisa melihat bentuk pemberitaan tersebut dalam bentuk gambar. Hal ini wajar,
pada radio hanya ada penyiaran audio atau suara saja yang tidak ada video
klipnya, kalau menggunakan video klip, itu namanya bukan radio.
PROGRAM SM-3T (SARJANA MENDIDIK DI DAERAH TERDEPAN, TERLUAR DAN TERTINGGAL) SEBAGAI IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA DI INDONESIA
Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 10 ayat (1) menyatakan bahwa pemenuhan kompetensi guru sebagai agen pembelajaran dilakukan melalui pendidikan profesi. Sementara itu Permendiknas No.8 tahun 2009, tentang Program Pendidikan Profesi Guru, menyebutkan bahwa setiap tenaga kependidikan utamanya guru harus memiliki empat kompetensi dasar yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Dengan demikian Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk lulusan S1/D-IV Kependidikan dan Non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru profesional dengan standar nasional pendidikan dan memperoleh sertifikat pendidik.
Tugas utama
guru profesional adalah
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan
anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
menengah. Untuk menjadi guru yang profesional memerlukan
keahlian, kemahiran, dan kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu, yang
diperoleh melalui pendidikan profesi guru. Program SM-3T adalah Program Pengabdian Sarjana
Pendidikan untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di
daerah 3T selama satu tahun sebagai penyiapan pendidik profesional yang akan
dilanjutkan dengan Program Pendidikan Profesi Guru. Dalam pelaksanaan program
memiliki tujuan (1) Membantu
daerah 3T dalam mengatasi permasalahan pendidikan terutama kekurangan tenaga
pendidik. (2) Memberikan pengalaman pengabdian kepada sarjana pendidikan
sehingga terbentuk sikap profesional, cinta tanah air, bela negara, peduli,
empati, terampil memecahkan masalah kependidikan, dan bertanggung jawab
terhadap kemajuan bangsa, serta memiliki jiwa ketahanmalangan dalam
mengembangkan pendidikan pada daerah-daerah tergolong 3T. (3) Menyiapkan calon
pendidik yang memiliki jiwa keterpanggilan untuk mengabdikan dirinya sebagai
pendidik profesional pada daerah 3T. (4) Mempersiapkan calon pendidik
profesional sebelum mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Program SM-3T mulai
diadakan pada tahun 2011. Pelaksanaan program SM-3T dilaksanakan selama 1 tahun
serta PPG (Pendidikan Profesi Guru) selama1 tahun. Tidak hanya guru di sekolah
biasa saja yang mempunyai ruang lingkup kerja, dalam program SM-3T juga
mempunyai ruang lingkup. Ruang lingkup SM-3T yaitu (1) Melaksanakan tugas pembelajaran pada
satuan pendidikan sesuai dengan bidang keahlian dan tuntutan kondisi setempat.
(2) Mendorong kegiatan inovasi pembelajaran di sekolah. (3) Melakukan kegiatan
ekstra kurikuler. (4) Membantu tugas-tugas yang terkait dengan manajemen
pendidikan di sekolah.(5) Melakukan pemberdayaan masyarakat untuk mendukung
program pembangunan pendidikan di daerah 3T. (6) Melaksanakan tugas sosial
kemasyarakatan.
SM-3T juga
mempunyai makna tersendiri dari segi pendidikan kewarganegaraan yaitu sebagai
wujud dari impelentasi wawasan nusantara terutama di Indonesia. Wawasan
Nusantara akan mengajarkan bagaimana cara pandang dan sikap yang benar terhadap
keberadaan negara dan bangsa Indonesia. Melalui program SM-3T dimaksudkan
alumni dari lulusan SM-3T setidaknya dapat mengetahui kekayaan apa saja yang
dimiliki olehh negara Indonesia. Kekayaan yang dimaksud dapat berupa kekayaan
alam, wilayah, suku, ras, agama, dll. Oleh karena itu setidaknya program ini
dapat membantu pemerintah dalam pengawasan serta pembelaan negara sebagai wujud
pengabdian di negara Indonesia. Pembelaan negara tidak hanya berwujud dengan
berperang antara negara satu dengan negara lain, tetapi pengabdian yang
dimaksud dalam SM-3T yaitu membantu mencerdaskan anak-anak generasi penerus
bangsa Indonesia.
Adapun syarat untuk mengikuti SM3T yaitu: (1) Warga Negara Indonesia,
dibuktikan dengan identitas diri berupa KTP yang masih berlaku; (2) Lulusan
program studi kependidikan S-1 (bukan transfer) tiga tahun terakhir. (3)
Berusia maksimum 27 tahun per 31 Desember tahun dilaksanakannya SM-3T; (4) IPK
minimal 3,00 yang dibuktikan dengan fotokopi transkrip nilai yang telah
disahkan (legalisasi); (5) Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat
keterangan dokter; (6) Bebas dari narkotika, (7) Berkelakuan baik yang
dibuktikan dengan SKCK (8) Belum menikah dan bersedia tidak menikah selama
mengikuti Program SM-3T dan PPG (9) Belum pernah mengikuti program SM-3T pada
tahun sebelumnya.
Resiko dan keuntungan
yang didapat peserta dalam program SM-3T menurut pengakuan Anggi alumni SM-3T
angkatan III Universitas Negeri Yogyakarta menyatakan bahwa resiko yang
ditanggung (1) Bersiaplah untuk berpisah dengan orang tua, keluarga, sanak
saudara serta pacar. (2) Jauh dari kota, jauh pasar dan mall. (3) Jauh dari
hiburan, bahkan sinyal telephone susah. (4) Jauh dari lauk menu makanan enak,
karena ditempat penugasan tidak terdapat penjual mie ayam, bakso, kebab maupun
pizza. Yang ada makanan seperti singkong, daun pepaya, jagung, kadang bisa
makan daging ayam dengan harga per ekor Rp. 80.000,00. (5) Hati-hati terkana
malaria, serta selalu jaga kesehatan.
(6) Harus serba tahu menguasai dasar segala mapel. Mengusasai komputer,
memperbaiki HP rusak, menambal ban bocor dan harus pintar bicara di depan umum
(penting), karena yang mereka tahu guru SM-3T itu TOSERBA (tokoh serba bisa).
Keuntungan yang didapat dari peserta SM-3T yaitu
(1) Berpeluang besar untuk mengikuti tes CPNS jalur khusus dan jalur umum,
astra, dan pendidik di Saba (Pasca Lulus PPG). (2) Mendapat sertifikat
pendidikan setelah lulus PPG. (3) Mendapat beasiswa PPG berasrama plus uang
saku (Pasca SM-3T). (4) Mendapat tunjangan atau uang saku bulanan selama di
daerah pengabdian. (5) Mendapat tunjangan tambahan perjalanan dinas dari
sekolah untuk mengikuti beberapa kegiatan seperti: MGMP, mengawasi UN dan tugas
dinas lainnya. (6) Mendapat teman, sahabat serta keluarga baru, bahkan bisa
mendapat jodoh baru. (7) Mendapat makan gratis. (8) Dapat melihat, berlibur,
menikmati indahnya kekayaan alam yang dimiliki di tempat yang sedang
ditugaskan, seperti: bukit, ladang, pegununugan, bahkan destinasi alam yang
sangat menakjubkan, dll. (9) Alumni SM-3T mendapatkan gelar Gr dengan artian, alumni SM-3T merupakan Guru
Profesional (10) Dapat mengetahui budaya asli yang ada di tempat tersebut. (11)
Poin terpenting yaitu mendapatkan pengalaman baru dan pelajaran baru dari
mengikuti program SM-3T. Kedatangan seseorang dalam menjalankan tugas oleh
peserta SM-3T lebih banyak untuk belajar dan mengajar adalah bagian dari proses
belajar, belajar untuk hidup mandiri, belajar untuk memahami konteks kehidupan
masyarakat, keseharian dan budaya setempat. Belajar saling memahami perbedaan,
belajar mengenal serta lebih memahami arti sebenarnya Bhineka Tunggal Ika.